Sebenarnya kemarin itu gampang2 susah nyari narasumber untuk issue ini. Kebanyakan teman gue yang perokok belum ada yang taubat, wong nyatanya mereka suram semua. Sementara sisanya bukan perokok. Sampe akhirnya gue mendadak ingat, bahwa ada salah seorang dosen gue yang mantan perokok.
Beliau adalah Drs. Sugianto, MM. Seorang mantan staff ahli Departemen Keuangan RI yang kemudian mendharma baktikan dirinya untuk anak2 dan adik2nya di Universitas Mercubuana Meruya sejak enam tahun yang lalu. Pak Sugianto ini adalah dosen gue di semester lima untuk mata kuliah Bank & Lembaga Keuangan (Perbankan), juga Praktikum Perpajakan. Menurut gue orangnya sangat sangat asik dan bisa diajak kerjasama. Buktinya beliau mau nih diwawancarai sama gue! hehehe
Berikut petikan wawancara singkat kami:
Gue (G), Bpk Sugianto (S)
G: Sejak kapan dan bagaimana awalnya bapak kemudian bisa terjerumus dalam dunia merokok?
S: Mulanya waktu saya kelas tiga SMA. Seingat saya waktu itu menjelang UN, kami (baca: saya dan teman2) sering mengadakan belajar bareng. Melihat banyak dari mereka yang merokok akhirnya saya ikut-ikutan. Teman2 perempuan saya juga ada yang merokok. Awalnya saya minta sama mereka, tapi lama2 gak enak juga minta terus, jadi akhirnya saya mulai beli sendiri.
G: Ketika memutuskan untuk menjadi perokok, apakah bapak tidak menyadari akan bahaya yang mengancam kesehatan bapak?
S: Sadar tentu sadar, merokok kan dapat menyebabkan sakit impotent, stroke, paru2, penglihatan, dsb. Tapi bagaimana..waktu itu saya tetap merokok aja sekalipun saya tahu hal itu sangat berbahaya. Sebenarnya saya sempat berhenti beberapa waktu, tapi akhirnya saya merokok lagi. Dan itu terjadi berulang2 kali.
G: Bagaimana respon orang tua bapak ketika itu?
S: Waktu saya kuliah di Jakarta kan ngekos, tiap mereka datang menjenguk, saya malah selalu dibelikan rokok. Bapak saya itu perokok, jadi beliau tidak pernah melarang anaknya untuk merokok. Bahkan kalo lagi ke jakarta, selain dikasih duit saya juga dikasih rokok sama beliau! hahaha..
G: Kapan dan apa yang melatarbelakangi bapak untuk berhenti merokok?
S: Saya mulai berhenti merokok sekitar usia lima puluh tahun. Waktu itu berhentinya bukan karena sakit, tapi atas dasar permintaan anak2 dan istri saya. Mereka semua tidak mau saya sakit, itu mengindikasikan bahwa mereka sangat sayang kepada saya. Saya berfikir, kalau mereka saja begitu peduli dengan kesehatan saya, kenapa saya tidak bisa lebih peduli dengan diri saya sendiri? Itulah alasan mengapa saya berhenti merokok.
G: Bagaimana kemudian bapak menghentikan kebiasaan ini? Mungkin bisa berbagi tips kepada teman2?S: Tidak ada tips khusus ya. Saya hanya meniatkannya saja, kemudian menjalankan apa yang saya niatkan. Saya menghentikan kebiasaan ini pun tidak begitu saja langsung berhenti, tapi butuh proses yang berangsur2. Memang susah awalnya, tapi selama ada niat maka selalu ada kemudahan.
G: Apa pesan2 yang ingin bapak sampaikan untuk teman2, baik yang perokok maupun yang bukan?
S: Untuk perokok aktif, sebaiknya berhenti. Untuk yang belum, tentu kalian jangan sampai merokok. Merokok itu akses paling sederhana menuju narkoba. Makanya sekarang banyak iklan dan penyuluhan tentang ajakan untuk menjauhi rokok dan miras, karena besar kemungkinan kalian akan terjerumus ke dunia narkoba kalau sudah mengenal keduanya. Terus terang jahat sekali loh itu para pengedar narkoba. Selain merusak masa depan anak2 muda Indonesia, mereka juga telah merusak sendi2 kehidupan bangsa ini.
*******
Dalam kesempatan yang baik ini, gue ngajak teman2 semua untuk lebih aware dengan kesehatan. Toh ini bukan buat siapa2 kok, buat kita sendiri. Moso ndak mau sih?? Kalo udah sakit parah aja baru nyesel nanti :-)
Kalo kalian gugling2 tentang bahaya merokok pasti bakalan keluar
jutaan jawaban yang terkait.
Nah, Untuk memudahkan pencarian, gue referensiin artikel yang satu ini buat kalian Klik disini
Kita gak mau kan kalo sampai orang tua, adik, kakak, sepupu, tetangga, atau pacar yang kita sayang tergeletak merenggang nyawa hanya karena rokok??! Jadi mulai sekarang, yok sama2 kita ajak diri sendiri dan orang2 diluar sana untuk tidak menyentuh apalagi sampai
mengkonsumsi barang adiktif yang satu ini
Salah satu tindakan sederhana paling nyata untuk mendukung gerakan tersebut adalah dengan cara:
Kita bisa jauh lebih bahagia tanpa rokok! Bukan begitu??
10 komentar:
semua juga tau rokok berbahaya, tapi tetap dilakukan. sama kayak maksiat juga... salut buat cowok yang anti rokok
say no to smoker...
hehehe
Ami: I do agree Ms. Ami
Hikari: "Jauhi penyakitnya (merokok), bukan orangnya" :-D
penyakitnya serem2 yah ._.V yg ngerokok juga aneh. udah tau menimbulkan penyakit, masih aja ngerokok-_- kan asapnya bahaya buat org yg ada disekelilingnya juga. haha
Betul Put, mereka lalai menjaga kesehatannya sendiri dan orang lain (secondhand smokers) yang justru lebih dirugikan :-)
iih jijik bgd...
BETUL SETUJUH..
yg pling konyol BUANG2 DUIT Brasa jadi orang kaya apa yah? harga rokok yang ga murh
Tapi ngehentiinnya pasti susah yak...
Annur: Betul sekali. Tingkat kesadaran untuk menolak penggunaan rokok ini yang masih rendah. Kita2 yang bukan pemakai ini yang mesti mengingatkan. Gak boleh capek untuk sebuah kebaikan :)
Una: Susah itu hanya bagi mereka yang merumitkannya. Kalau ada keinginan, Insya Allah ada jalan dan kemudahan mbaknya :)
sebenernya ga susah ko brenti merokok... saya dari SMP sudah merokok saya berenti merokok di usia 24 thn, itu karena calon istri saya alergi asap, tapi anehnya... saat calon istri saya malarang saya merokok, pada saat itu juga saya berhenti hingga saat ini sudah 1 tahun lebih saya tidak pernah merokok lagi.
Merokok dapat mencegah kanker,serangan jantung,kurang perkasa dan bermanfaat bagi ibu hamil dan janinya(Lelucon,nyindir aja)
Posting Komentar